Divisi Dakwah dan Sosial IKPM Gontor Cabang Bogor hadirkan wartawan Republika sekaligus alumni Gontor tahun 2002, Edy Nasrul sebagai narasumber di KANTIN (Kajian Rutin) virtual guna menjadi motivasi santri serta wali santri, sejauh mana alumni pesantren dapat berkontribusi untuk negeri. KANTIN yang diadakan Ahad pagi, (19/09) via zoom tersebut dimulai pukul 08.30 dengan mengusung tema Kontribusi Santri untuk Ibu Pertiwi dan dimoderatori langsung oleh Muhammad Fahmy, alumni Gontor tahun 2016.
Wartawan sekaligus editor buku yang sempat meraih penghargaan Dahlan Iskan Awards pada tahun 2012 ini menuturkan bahwa sebaik-baiknya orangtua adalah mereka yang menyekolahkan anaknya di pesantren, “karena dengan belajar di pesantren anak akan belajar dengan sungguh-sungguh serta menyaksikan langsung keteladanan para guru serta kyai. kelak anak-anak akan mendoakan orangtuanya, mengirimkan pahala untuk orangtuanya”, tuturnya.
“Ustadz Fananie pernah mengatakan pesantren adalah benteng terakhir umat islam. Karena di pesantren, akhlak mulia, budaya ilmu-ilmu keislaman tumbuh dan dilestarikan dengan sangat baik, akhlak yang ada di pesantren bukan hanya teori tetapi menyaksikan langsung bagaimana guru menghormati kyainya, sehingga santri tergugah dan termotivasi untuk berakhlak mulia” jelasnya.
Edy Nasrul pun menjelaskan bagaimana akhlak berpengaruh pada kehidupan seorang anak serta pesantrenlah wadah untuk menempanya sehingga tercetak umat berakhlakul kharimah apapun profesinya. “Santri yang jadi insinyur akan membangun bangunan yang berkualitas, kuat, kokoh dan bermanfaat untuk orang banyak, keuntungannya bahkan disedekahkan, santri yang menjadi direktur akan mengelola dan membangun perusahaan dengan nilai keimanan dan profesionalitas sehingga karyawannya menjadi sholeh dan mencerahkan kehidupan orang banyak, santri yang dekat dengan Allah menjadi politisi keren, pemimpin yang terhindar dari korupsi”, terangnya.
Ketua Umum IKPM Bogor, Asep Rogia pun berujar dalam sambutannya bahwa santri ada di segala lini, sekecil apapun kontribusinya seorang santri dapat dirasakan keberadaannya oleh umat.
(Amalia Hening A)